Luohanchang-kampung halaman saya Sichuan Luzhou Sebuah kota kecil di tepi Sungai Yangtze dibangun pada masa Dinasti Tang yang makmur. Kota itu dihancurkan oleh api pada akhir Dinasti Ming dan awal Dinasti Qing. Kota ini dibangun kembali menjadi bentuk-T pada awal Dinasti Qing. Untuk memastikan keamanan, sebuah kuil dibangun di lereng gunung di sebelah utara Changzhen. Ada 30 patung di kuil. Zun Luohan, jadi itu disebut Luohanchang. Meski lahir di Luzhou Bendungan tinggi ini sangat dekat dengan Luohanchang, waktu saya kecil, saya sering menggunakan Luohanchang sebagai taman bermain, tetapi saya mencari ingatan saya dan tidak ada tempat penyimpanan candi ini. Mungkin candi ini rusak ketika rusak. Luohanchang menurut saya memiliki jalan biru panjang dengan toko-toko kecil dan restoran di kedua sisinya, menjual beberapa makanan khas negara dan permen, persediaan mesin pertanian, mie dan pangsit, dll, terutama pada hari-hari pasar, dari pedesaan terdekat. Sambil berjualan ubi jalar, jagung, sorgum, telur dll, para petani tetap tidak lupa menyapa kenalannya dengan lantang. Ada juga warga desa yang tidak punya apa-apa untuk pergi ke pasar, duduk di kedai teh, minum tuocha, dan mahasiswa tingkat dua. (Semacam kartu remi panjang), dan ada orang baik yang mencemooh. Bisa mengejar ketertinggalan Beijing Dashilan. Luohanchang saat ini tidak lagi ramai dan bising di masa lalu. Tidak ada seorang pun yang terlihat di jalan bluestone yang bersih. Jika bukan karena jalur bluestone tempat para petani meletakkan barang, mereka masih berdiri di pinggir jalan, dan toko-toko kecil yang bobrok masih buka. Kemudian, saya benar-benar berpikir bahwa kemakmuran masa lalu tidak pernah terjadi.
Seorang anak berusia sekitar empat tahun, sedang mengeringkan jagung sendirian di pinggir jalan yang sepi, membuat saya sedikit merasa. Anak seusia ini di kota bertingkah genit di pelukan ibunya.
Seorang anak berusia sekitar empat tahun, sedang mengeringkan jagung sendirian di pinggir jalan yang sepi, membuat saya sedikit merasa. Anak seusia ini di kota bertingkah genit di pelukan ibunya.
Ketinggian air Dermaga Luohan adalah 12 meter, namun pada tanggal 23 Juli 2012, ketinggian air Dermaga Luohanchang telah mencapai 19,6 meter, yang jauh melebihi ketinggian air yang dilarang. Hal ini menunjukkan seberapa besar kenaikan Sungai Yangtze tahun lalu. Naik.
Pohon bercula kuning yang tak dikenal usianya dan butuh pelukan 4-5 orang ini masih asri di tepi dermaga Sungai Yangtze.